RIZKIE ABANGNYA ERIEL PUTRA ASLI LUBUKLINGGAU

Wednesday, June 1, 2016

Makalah : Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya terutama nikat sehat dan kesempatan sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah dengan judul “Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)dan Sistem Ekonomi America Dalam Perekonomian Dunia ” ini, sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Baginda Muhammad saw yang telah menjadikan suri tauladan bagi umat diseluruh alam.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah menulis lanjut. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada  dosen pengampu Misubargo,SE.,MM mata kulia Ekonomi Internasional.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan-pembuatan makalah yang akan datang.



























DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar .......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN (Adanya Masyarakat Ekonomi Asean bagi Indonesia) ...................................................................................................................................3

2.1.  Landasan Teori .................................................................................................. 3
2.2 . Peluang Dan Tantangan Indonesia Dalam Mea ................................................ 4
2.3.  Resiko Yang Dihadapi Indonesia Saat Mea ..................................................... 5
2.4. Cara Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean ................................................. 5
2.5. peran mahasiswa menghadapi MEA...................................................................8

BAB III PENUTUP................................................................................................. 9

3.1. KESIMPULAN ................................................................................................. 9
3.2. SARAN ............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 10








BAB I
PENDAHULUAN

         1.1  Latar Belakang Permasalahan

Siapkah anda menghadapi persaingan di tahun 2015? Sudah seharusnya kita bersiap menghadapi ketatnya persaingan di tahun 2015 mendatang. Indonesia dan industri-negara di wilayah Asia Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA  merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir industry ekonomi di kawasan Asia Tenggara.

Terdapat empat hal yang akan menjadi industry MEA pada tahun 2015 yang dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk Indonesia, yakni:
Pertama, ndust-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu ndust ke ndust lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Kedua, MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-Commerce. Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil;  terdapat perlindungan berupa ndust jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen; mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta; menciptakan jaringan transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi; menghilangkan ndust Double Taxation, dan; meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online.
Ketiga, MEA pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah


(UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi. 
Keempat, MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global. Dengan dengan membangun sebuah industri untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi  negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui pengembangkan paket bantuan teknis kepada negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang.

1Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri  dan produktivitas sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala regional namun juga memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global.

            Dari latar belakang diatas, maka dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai “Peluang, tantangan, dan Resiko bagi Indonesia dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean”.

       1.2  Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai Peluang, tantangan, dan Resiko bagi Indonesia dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Masalah ini diambil karena adanya pasar bebas ASEAN di Indonesia. Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
                1.      Apa saja peluang dan tantangan yang bisa  kita ambil dalam program MEA?
         2.      Apa saja resiko yang akan ditanggung Indonesia dalam menghadapi MEA?

      1.3 Tujuan Makalah

Dari rumusan masalah diatas, maka secara umum tujuan makalah ini adalah untuk menjelaskan peluang, tantangan, dan resiko yang dihadapi Indonesia dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN agar masyarakat mampu menghadapi persaingan pasar global. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk  mengetahui secara jelas mengenai:

     1. Peluang dan tantangan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dalam MEA.
     2. Resiko yang dihadapi Indonesia saat MEA
     3. Langka yang harus di ambil oleh mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
(Adanya Masyarakat Ekonomi Asean bagi Indonesia)


2.1 Landasan Teori
Masyarakat Ekonomi Asean adalah integrasi kawasan ASEAN dalam bidang perekonomian. Pembentukan MEA dilandaskan pada empat pilar. Pertama, menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan pusat produksi. Kedua, menjadi kawasan ekonomi yang kompetitif. Ketiga, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, dan pilar terakhir adalah integrasi ke ekonomi global.Penyatuan ini ditujukan untuk meningkatkan daya saing kawasan, mendorong pertumbuhan ekonomi, menekan angka kemiskinan dan untuk meningkatkan standar hidup masyarakat ASEAN. Integrasi ini diharapkan akan membangun perekonomian ASEAN serta mengarahkan ASEAN sebagai tulang punggung perekonomian Asia. Dengan dimulainya MEA maka setiap negara anggota ASEAN harus meleburkan batas teritori dalam sebuah pasar bebas. MEA akan menyatukan pasar setiap negara dalam kawasan menjadi pasar tunggal. Sebagai pasar tunggal, arus barang dan jasa yang bebas merupakan sebuah kemestian. Selain itu negara dalam kawasan juga diharuskan membebaskan arus investasi, modal dan tenaga terampil.  
MEA memang sebuah kesepakatan yang mempunyai tujuan yang luar biasa namun beberapa pihak juga mengkhawatirkan kesepakatan ini. Arus bebas barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja tersebut tak pula menghadirkan kekhawatiran tersendiri bagi beberapa pihak. Dalam hal ini pasar potensial domestik dan lapangan pekerjaan menjadi taruhan. Sekedar bahan renungan,  indek daya saing global Indonesia tahun 2013-2014 (rangking 38) yang jauh di bawah Singapura (2), Malaysia (24), Brunai Darussalam (26) dan satu peringkat di bawah Thailand (37). Di sisi lain coba kita lihat populasi Indonesia yang hampir mencapai 40% populasi ASEAN. Sebuah pasar yang besar tapi tak didukung daya saing yang maksimal. Jangan sampai Indonesia mengulang dampak perdagangan bebas ASEAN China. Berharap peningkatan perekonomian malah kebanjiran produk China.

       2.2. Peluang dan tantangan Indonesia dalam kegiatan Masyarakat Ekonomi ASEAN

     1.    Pada Sisi Perdagangan
Menurut Santoso pada tahun 2008 Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan homogenitas, komoditas yang diperjual atau belikan, contohnya untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang elektronik. 

     2.    Pada Sisi Investasi
       Kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia. 

  3.  Aspek Ketenagakerjaan
       Terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi  lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar. Selain dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara. Pada 2015 mendatang, ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau sekitar 14 juta. Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau 12 juta. Namun laporan ini memprediksi bahwa banyak perusahaan yang akan menemukan pegawainya kurang terampil atau bahkan salah penempatan kerja karena kurangnya pelatihan dan pendidikan profesi. Jadi, penulis menyimpulkan bahwa peluang dan tantangan Indonesia dalam Mayarakat Ekonomi ASEAN sangatlah besar. Indonesia dapat memperoleh beberapa keuntungan diantaranya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun hal itu juga harus diikuti oleh perbaikan kualitas sumber daya manusia, dan pemanfaatan sumber daya alam semaksimal mungkin.    

  2.4.  Cara menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Banyak cara sekaligus persiapan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015. Hal ini juga merupakan tantangan karena sejatinya pola pikir dan semangat pemerintah serta para pelaku ekonomi Indonesia masih seperti biasanya.
       1.  Menurut ekonom dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Edy Suandi Hamid, pemerintah dan pelaku ekonomi harus lebih ofensif menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dengan memperluas pasar barang, jasa, modal, investasi, dan pasar tenaga kerja. Adanya MEA harus dipandang sebagai bertambahnya pasar Indonesia menjadi lebih dari dua kali lipat, yakni dari 250 juta menjadi 600 juta," katanya. Dengan pola pikir dan semangat seperti itu, dia berharap Indonesia dapat memetik manfaat optimal dari MEA. Perekonomian harus didorong lebih cepat tumbuh, ekspansif, dan berdaya saing, bukan sebaliknya.
       2.   Menurut diplomat senior Makarin Wibisono juga mengingatkan bahwa dalam menghadapi MEA 2015, Indonesia perlu memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan sektor jasa. "Liberalisasi pasar jasa akan menguntungkan bagi Indonesia dalam dinamika MEA," kata Makarim dalam seminar Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok di Jakarta, beberapa waktu lalu. Menurut dia, liberalisasi pasar jasa menguntungkan karena meningkatkan kualitas serta menentukan biaya kewajaran bagi tenaga kerja sehingga kemudian meningkatkan daya saing di sektor industri. Pasar jasa yang efisien, menurut Makarim, akan meningkatkan pilihan konsumen, produktivitas, kompetisi, dan kesempatan untuk pembangunan sektor jasa baru. "Jika terjadi inefisiensi, dampak negatifnya pada produktivitas, inovasi, distribusi teknologi, dan menghalangi tercapainya pertumbuhan optimal," kata Duta Besar Indonesia untuk PBB (2004--2007) ini.
       3.   Menurut rektor Universitas Sebelas Maret (Solo) Ravik Karsidi salah satu persiapan UNS adalah dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dengan hard skill dan soft skill. Dari segi hard skill, UNS mempersiapkan kurikulum agar mahasiswanya mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi luar negeri. Sementara itu, dari segi soft skill, UNS membekali mahasiswanya dengan persiapan spiritual dan mental melalui pelatihan spiritual quotient (SQ). Program ini ditindaklanjuti dengan pelatihan soft skill di tingkat fakultas. Di antara pelatihan itu adalah tentang kepemimpinan, komunikasi dan kemampuan bahasa. Jadi dapat penulis simpulkan, untuk mengatasi tantangan serta resiko yang mungkin akan muncul dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN dapat dilakukan dengan membekali diri dengan ilmu pengetahuan, menanamkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri, serta mempertajam soft skill dan hard skill masyarakat.

Ada 6 Cara Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) :
           1.      Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM dituntut untuk lebih kratif,inovatif, cepat dan mampu bersaing. Sumber daya manusia Indonesia ditantanguntuk lebih kompeten dalam menghadapi pasar bebas MEA.
           2.      Infrastruktur
Poin ini perlu disiapkan untuk mendukung SDM yang kompeten. Tanpa infrastruktur yang baik dan memadahi, kinerja SDM akan terganjal.
           3.      Bahasa
Alat untuk menyampaikan informasi adalah bahasa. Karena itu, kita dituntut untuk bisa  berbahasa asing, paling tidak bahasa inggris.
           4.      Kualitas Produk
Tak dipungkiri, produk yang berkualitas akan menjadi banyak incaran. Tanpa produk yang baik, sepertinya akan sulit  untuk berkompetisi. Dalam MEA, kompetisi sudah dipastikan sangat ketat.   
              5.      Kuantitas Produk
     jika kualitas produk sudah terpenuhi, tinggal memikirkan kuantitas produk. Seberapabanyak produk yang bias dihasilkan, itu juga harus dipersiapkan dalam mengahapi pasar bebas MEA.
               6.      Produk Berkelanjutan
     Jika syarat kualitas dan kuantitas produk sudah terpenuhi, tugas selnjutnya adalah bagaimana produk itu bias berkesinambungan atau continue. Kenapa? Karena tanpa adanya kontinyuitas, kita akan gulung tikar karena konsumen segera beralih ke pedagang lain. 

2.5. Peran mahasiswa menghadapi ( MEA )

a.       Kesadaran Membenahi Diri

Banyak cara sekaligus persiapan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015. Hal ini juga merupakan tantangan karena sejatinya pola pikir dan semangat pemerintah serta para pelaku ekonomi Indonesia masih seperti biasanya. Kondisi seperti ini perlu adanya penyadaran bagi para generasi muda seperti kita sebegai generasi penerus bangsa ini. Generasi muda seperti kita harus mempersiapkan diri ketika pasar bebas ASEAN sudah diberlakukan. Sebab keberlanjutan negara ini ada di tangan kaum muda-mudi, ketika kesadaran akan pentingnya membenahi diri untuk menghadapi MEA bagi para generasi muda tidak ada, Indonesia nantinya akan terjual ke negara lain dan negara indonesai akan dikuasai oleh negara lain.

b.      Mensosialisasikan MEA Kepada Orang-orang Terdekat

Dukungan dari generasi muda untuk menghadapi MEA merupakan salah satu kekuatan Indonesia untuk dapat bertahan dalam persaingan pasar bebas. Generasi muda perlu membuat berbagai kegiatan diantaranya yaitu menciptakan usaha sendiri selagi mahasiswa, mensosialisasikan MEA dan mengajak kaum muda lain untuk meningkatkan daya wirausaha sehingga usaha-usaha baru akan muncul dan bisa mempertahankan perekonomian negara. Generasi muda merupakan salah satu tonggak keberhasilan tujuan negara, karena kaum mudalah pemegang keberlanjutan negara.

Bonus Nilai-nilai positif apa yang ingin Anda dapatkan di Universitas Gadjah Mada dan juga di Daerah Istimewa Yogyakarta?

Menanamkan sebanyak-banyaknya  Nilai-nilai positif pun dapat menjadi salah satu cara dalam menghadapi persaingan secara sehat nantinya ketika sudah terjun langsung kedalam masyarakat.









BAB III
PENUTUP

         3.1. Kesimpulan
Dengan hadirnya ajang MEA ini, Indonesia memiliki peluang untuk memanfaatkan keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis memperoleh keuntungan. Namun demikian, Indonesia masih memiliki banyak tantangan dan risiko-risiko yang akan muncul bila MEA telah diimplementasikan. Oleh karena itu, para risk professional diharapkan dapat lebih peka terhadap fluktuasi yang akan terjadi agar dapat mengantisipasi risiko-risiko yang muncul dengan tepat. Selain itu, kolaborasi yang tepat antara otoritas negara dan para pelaku usaha diperlukan, infrastrukur baik secara fisik dan social (hukum dan kebijakan) perlu dibenahi, serta perlu adanya peningkatan kemampuan serta daya saing tenaga kerja dan perusahaan di Indonesia. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi penonton di negara sendiri di tahun 2015 mendatang.
         3.2.  Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka penulis merumuskan saran dalam makalah ini sebagai berikut:
       1). Hendaknya pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai program Masyarakat Ekonomi ASEAN.
       2). Pemerintah lebih memperhatikan UKM agar mampu bersaing dengan pasar internasional.






DAFTAR PUSTAKA

      1.   http://www.crmsindonesia.org/node/624 diunduh pada tanggal 14 desember 2014
      2. http://ekonomi.kabo.biz/2014/08/masyarakat-ekonomi-asean-mea.html diunduh pada tanggal 14 desember 2014
      3.   http://www.pikiran-rakyat.com/node/303163 diunduh pada tanggal 14 desember 2014

No comments:

Post a Comment