RIZKIE ABANGNYA ERIEL PUTRA ASLI LUBUKLINGGAU

Tuesday, May 31, 2016

Contoh Makalah Narkoba

BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Zaman globarisasi memberikan pengaruh pada kehidupan manusia baik pengaruh yang positif seperti memberikan suatu kemudahan dalam berhubungan yaitu lewat alat-alat komunikasi, maupun pengaruh yang negatif seperti banyaknya para generasi muda yang terjerumus kedalam pergaulan bebas dan pemakaian obat-obatan terlarang seperti halnya narkoba.
Penyalahgunaan narkoba sering dilakukan hanya untuk  lari dari masalah. Karena itu, untuk menghindari penyalahgunaan narkoba kita sebagai generasi muda diharapkan lebih berhati-hati menerima hal-hal yang baru.
Narkoba merupakan bahanatau obat-obatan yang sangat dilarang pemakaiannya. Karena dapat merusak jiwa, raga dan sosial. Oleh sebab itu narkoba sering kali menimbulkan hal-hal yang negatif yang dapat merugikan pemakaiannya dan lingkungan tempat tinggalnya. Pemakaian narkoba menimbulkan ketergantungan yang sangat susah dihilangkan.

B. Masalah
1.     Mengapa para generasi muda melakukan penyalahgunaan narkoba.?
2.     Apa dampak dari penyalah gunaan narkoba.
3.     Bagai mana peran keluarga dalam mencegah penyalahgunaan narkoba.?

C. Tujuan
1.     Supaya para generasi muda mengetahui dampak dari penyalahgunaan narkoba
2.     Supaya para orang tua bisa mengawasi anak-anakmya supaya tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba



BAB II PEMBAHASAN
A. Narkoba dan Penyalahgunaannya
1.  Pengertian
Narkoba adalah obat, bahan, Zat bukan makanan, yang jika diminum, dihisap, dihirup, ditelan atau disuntikan, Berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan syaraf pusat) dan seringkali menyebabkan ketergantungan. Yang tergolong narkoba adalah : Narkotika, Psikotropika dan zat Adiktif lain, termasuk minuman beralkhohol. Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba bukan untuk maksud pengobatan, tetapi agar dapat menikmati pengarunya.
B. Jenis-jenis Narkoba

1.  Narkotika
Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman/bukan tanaman baik sintetis , maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan/perubahan kesadaran, menghilangkan/mengurangi rasa nyeri.
Ada 3 golongan narkotika menurut pontensinya menyebabkan ketergantungan :
a.     Narkotika gol I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan untuk pengobatan. Contoh: heroin, kokain dan ganja.
b.     Narkotika gol II : berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan dan digunakan pada pengobatan sebagai pilihan terakhir. Contoh : morfin dan petidin.
c.      Narkotika gol III : berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan dalam terapi. Contoh : kokain
2.    Psikotropika
Psikotropika adalah : zat/obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat dan menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku
a.     Psikotropika gol I : sangat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan dalam pengobatan. Contoh : MDMH(Ekstrasi), LSD, dan STP.
b.     Psikotropika gol II : berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan dan digunakan pada pengobatan secara terbatas. Contoh : amfetamin, metamfetamin (sabu),fensiklidin (PCP), dan ritalin.
c.      Psikotropika gol III : berpotensi sedang menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan dalam pengobatan. Contoh : pentobarbital, flunitrazepara.
d.     Psikotropika gol IV : berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan sangat luas digunakan dalam pengobatan. Contoh : mogadon(MG), pil BK, nitrazepam dll.
3.    Zat psikoaktif lain
Psikoaktif lain adalah : zat/bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh terhadap kerja otak. Contoh :
a.     Alkohol pada minuman keras, terdiri atas :
-         Gol A dengan kadar etanol 1-5% contoh: bir
-         Gol B dengan kadar etanol 5-20% contoh: minuman anggur
-         Gol C dengan kadar etanol 29-45% conto: whiskey, walker, vodka, dll
b.     Inhalansi/Solven
Adalah : gas/zat pelarut yang mudah menguap berupa senyawa organik yang sering digunakan untuk berbagai keperluan industri, kantor, bengkel, toko dan rumah tangga. Contoh : lem, bensin, thiner, aerosol, acetan.
Dan disalah gunakan dengan dihirup.
c.      Nikotin
Terdapat pada tembakau, nikotin merupakan bahan penyebab ketergantungan. Contoh : pada rokok.


C.  Akibat Penyalahgunaan Narkoba
Bagi diri sendiri :
1.     Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja.
·        Daya ingat, sehingga mudah lupa
·        Perhatian sulit berkosentrasi
·        Perkembangan normal mental emosional dan sosial remaja terhambat.
2.     Introksikasi (keracunan)
Timbul karena akibat pemakaian narkoba jumlah yang cukup, berpengaruh pada tubuh dan prilakunya.
3.     Overdisis (OD)

D.  Dampak Penyalahgunaan Narkoba
·  Gangguan kesehatan jasmani : fungsi organ-organ tubuh terganggu (hati, jantung, paru, otak, dll). Penyakit menula karena pemakaian jarum suntik bergantian (hepatitis B/C, H IV, AIDS)
·  Overdosis yang dapat menyebabkan kematian. Ketergantungan, yang menyebabkan gejala sakit jika pemakaiannya dihentikan atau dikurangi, serta meningkatkan jumlah narkoba yang dikonsumsi.
·  Gangguan kesehatan jiwa (gangguan perkembangan mental-emosional, paranoid),
·  Gangguan dalam kehidupan keluarga, sekolah dan sosial (pertengkaran, masalah keuangan, putus sekolah, menganggur, kriminalitas, dipenjara, dikucilkan, dll).

E. Peran Keluarga dalam Mencegah Terjadinya Penyalahgunaan Narkoba
Pencegahan Penyalahgunaan narkoba adalah upaya yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh atau penyebaba, baik secara langsung maupun tidak langsung, agar seseorang atau sekelompok masyarakat mengubah kenyakinan, sikap dan prilaku seseorang terhadap penggunaan narkoba.
a.     Bangun Keluarga Harmonis
1.     Mendengarkan secara aktif
Mendengarkan secara aktif menunjukan kasih sayang dan perhatian orang tua kepada anak. Sikap orang tua yang menyebabkan anak berhenti atau menolak mencurahkan isi hatinya :
·  Menghakimi atau menuduh
·  Merasa benar sendiri
·  Terlalu banyak memberi nasihat atau ceramah
·  Sikap seolah-olah mengetahui semua jawaban
·  Mengkritik atau mencela
·  Menganggap enteng persoalan anak
Hindari kata-kata negatif : harus, jangan, tidak boleh gunakan kalimat terbuka yang tidak membantu pembicaraan. Contoh :
ª  Ayah mengerti bahwa hal itu tidak
ª  Ibu sangat perhatian tentang ........... ?
Orang tua perlu melatih cara mendengarkan aktif, betapapun baiknya mereka. Ulangi pernyataan sebagai tanda anda faham apa yang diungkapkan anak. Perhatikan bahasa tubuh anak (mimik, muka, gerakan tubuh) waktu berbicara. Jika berentangan, peratikan bahasa tubuh yang menyatakan  isi hati yang sebenarnya. Beri dorngan non-verbal untukmenunjukan perhatian anda : ¨?O ya??
¨coba jelaskan lagi tentang hal itu?.?
¨lalu apa yang terjadi ?
Gunakan nada lembut dalam menjawab pertanyaan.
2.     Tingkatkan percaya diri anak
Remaja yang menyalahgunakan memiliki citra diri yang rendah/negatif. Remaja dengan citra diri positif lebih mudah menolak tawaran narkoba. Orang tua membantu penigkatan percaya diri anak dengan :
¨  Beri pujian dan dorongan untuk hal-hal kecil atau sepele yang dilakukanya : - terima kasih atas bantuanmu.?
-  kamu telah mencoba dengan baik.?
¨  Bantu anak mencapai tujuanya secara realistik.
¨  Arahkan keinginan atau cita-citanya sesuai kemampuan dan kenyataan.
¨  Hindari berkhayal.
¨  Koreksi tindakannya, bukan pribadi atau harga dirinya.
¨  Jangan katakan : - Ayah tidak meenyukai tindakan mu itu.?
Beri anak tangung jawab yang dapat membangun kepercayaan dirinya, sesuai kemampuan dirinya. Beri tugas yang harus dikerjakan setiap hari dirumah : - membersihkan kamar tidur
- menyapu ruangan
- mencuci
Perlihatkan pada anak, bahwa ia dikasihi, dengan sikap, tindakan dan perkataan, kasih itu tidak boleh dibuat-buat, tetapi murni dan tulus.
3.     Kembangkan nilai positif pada anak
Sejak dini ajarkan anak membedakan yang baik dan yang buruk, yang benar dan salah. Hal itu memungkinkan anak berani mengambil keputusan atas dorongan hati nuraninya, bukan karena tekanan atau ujukan teman. Tunjukan sikap tulus jujur tidak munafik terbuka, mau mengakui kesalahan, meminta maaf, serta tekad orang tua untuk memperbaiki diri.
4.      Atasi Masalah Keluarga
Jangan biarkan koflik suami-istri berlarut-larut, sebab anak dapat merasakan suasana ketegangan orangtua. Jangan bertengkar atau berdebat didepan anak. Jika perlu, minta pertolongan/kosultasi tenaga profesi/ahli, atau orang yang dapat anda percayai. Ciptakan suasana damai antara suami isteri.
b.    Mencegah Penyalahgunaan Narkoba Dirumah
1. Pelajari Fakta dan Gejala Dini Penyalahgunaan Narkoba
Pelajari fakta tentang penyalahgunaan narkoba,berpartisipasi aktif dalam gerakan peduli anti-narkoba dan anti-kekerasan.
2. Orang Tua Sebagai Teladan
Berhentilah merokok, minum minuman beralkohol, atau memakai narkoba. Buang semua peralatan dan persediaan rokok atau minuman beralkohol. Perlihatkan kemampuan orangtua berkata ?tidak? terhadap hal-hal yang bertentangan dengan hati nurani. Jangan malu minta tolong jika butuh pertolongan. Tidak menggunakan cara kekerasan (tindakan,kata-kata) pada anak atau orang lain. Hormati hak-hak anak dan orang lain. Perlakukan anak/orang lain dengan adil dan bijaksana. Hiduplah secaara tertib dan teratur.
3. Kembangkan Kemampuan Anak Tolak Narkoba
Beritahu anak mengenai haknya melakukan sesuatu yang cocok bagi dirinya. Jika ada teman yang memaksa atau membujuk, ia berhak menolaknya. Bimbing anak mencari kawan sejati yang tidak menjerumuskannya. Cari peluang untuk mengajarkan pada anak mengenai bahaya narkoba dengan menggunakan nalar sehat. Hindari cara menakut-nakuti atau memberi nasihat. Ajarkan anak menolak tawaran memakai narkoba. Ketahui jadwal kegiatan anak, siapa kawan-kawannya. Tetapi janganlah bertindak seperti polisi dirumah. Jadilah sahabat bagi anak anda.

4. Atasi Masalah Keluarga
Jangan biarkan koflik suami-istri berlarut-larut, sebab anak dapat merasakan suasana ketegangan orangtua. Jangan bertengkar atau berdebat didepan anak. Jika perlu, minta pertolongan/kosultasi tenaga profesi/ahli, atau orang yang dapat anda percayai. Ciptakan suasana damai antara suami isteri.
5. Dukung Kegiatan Anak yang Sehat dan Kreatif
Dukung kegiatan anak di Sekolah, berolahraga, menyalurkan hobi, bermain musik, dsb. Tanpa menuntut prestasi atau harus menang. Libatkan diri dalam kegiatan anak. Anak menghargai saat orangtua melibatkan diri dalam kegiatan mereka, tanpa terlalu banyak ikut campur dalam keputusan yang diambil anak.
6. Buat Kesepakatan Tentang Norma dan Peraturan
Anak menginginkan kehidupan yang teratur. Ia belajar bertanggung jawab jika ditetapkan aturan bagi perilaku dan kegiatannya sehari-hari.
Tetapkan hal itu bersama anak secara adil dan tuliskan perturan-peraturan itu secara singkat dan jelas. Jenis obat / narkotika yang sering digunakan oleh masyarakat pemakai adalah BK, Nipam, Rohipnol, Mogadon, Lexotan dan Valium. Sementara Jenis Putao adalag; Opium, Morphin & Codein, Pethidine ( Mepheridine ) & Methadone, Hydromorphone & Oxycodon, Heroin ( Diacethylmorphine ) dan Endogenous Morphine. Jenis lain adalah Ganja, Ectasy dan sabu ? sabu.
Biasanya penyebab seseorang mengkonsumsi obat diatas adalah karena ingin tahu, ingin dianggap dewas / hebat, ingin diterima dalam pergaulan, kenikmatan, tidak bisa tidur, frustasi dan karena gelisah / cemas. Dari segi keluarga biasanya karena todak harmonis dan kurang mendapat perhatian orang tua. Dapat juga karena dipengaruhi oleh teman, misalnya dibujuk, ditekan dan dijebak. Kenikmatan yang biasa diperoleh pada awal penggunaanya adalah merasa gembira ? euphoria, mengurangi rasa sakit ? efek analgetik, mual & muntah, pernapasan menjadi dangkal ? sesak, Konstipasi ? sulit buang air besar, miosis ? pengecilan penampang pupil mata dan merasa ngantuk ? telat tidur.
Efek lanjut dari pengguna adalah; Ketergantungan obat, ketergantungan psychis ( sugesti ), keteragantungan fisik ( withdrawal ? sakao ). Gangguan fisik , terjadi kerusakan fungsi otak / brain damage, abses pada kulit / pembuluh darah, dapat terjadi osteomielitis, gangguan koordinasi otot ? otot, terjadi endocarditis, bronchitis, penumonia, gigi rusak, kronik konstipasi, impotensi sexual pada laki-laki, gangguan menstruasi & kemandulan pada wanita dan nafsu makan hilang. Lebih lanjut dapat terjadi Koma / kematian akibat over dosis / komplikasi.
 Dapat terjadi AIDS, dan secara Psiko sosial, prestasi belajar menjadi menurun, produktifitas kerja menurun, terjadi masalah keuangan, masalah kriminal, masalah keluarga dan kecelakaan lalulintas. Penanggulangannya adalah ; memeriksakan diri kedokter / ke rumah sakit.

F.  Narkoba Mengancam Kehidupan
Perkembangan di era globalisasi ini membuat batas-batas kehidupan manusia di muka bumi menjadi sangat terbuka. Berbagai arus negatif seiring tumbuh dan berkembang mengiringi manfaat-manfaat yang timbul dari budaya globalisasi. Salah satunya adalah semakin maraknya peredaran narkoba yang tidak lagi mengenal batas daerah bahkan negara. Tidak ada satupun negara di permukaan bumi ini yang bebas dari pengaruh buruk penyalahgunaan narkoba, terutama negara-negara berkembang seperti Indonesia yang merupakan market dari berbagai komoditas perdagangan termasuk narkoba.
Narkoba pada dasarnya merupakan berbagai barang baik alami maupun buatan (sintetis) yang mengandung berbagai bahan kimiawi yang mampu mengubah pikiran, perasaan serta mental seseorang. Pada sistem saraf manusia, narkoba menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa sakit atau nyeri yang berdampak secara psikologis dan psikis. Pada pemakaian teratur, zat-zat ini akan membawa pengaruh pada sistem saraf tubuh manusia sehingga menyebabkan ketergantungan konsumsi narkoba. Penggunaan zat-zat yang termasuk narkotika pada mulanya terbatas pada kepentingan medis namun saat ini narkoba sering disalahgunakan karena efek yang terkandung di dalamnya. Saat ini narkoba justru lebih banyak disalahgunakan sehingga benar-benar mengancam kehidupan umat manusia.

G. Peraturan Perundang-undangan Tentang Narkoba
1.     UU NO. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika dan UU NO.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, seperti :
·        UU Narkotika pasal 4 dan UU Psikotropika pasal 4 : Narkotika dan Psikotropika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan/ilmu pengetahuan.
·        UU Narkotika pasal 85 : barang siapa tanpa hak dan melawan hukum menggunakan narkotika gol I bagi diri sendiri, dipidana penjara paling lama 4 tahun,gol II 2 tahun dan gol III 1 tahun.
2.     UU NO. 35 Tahun 2009

H. Narkoba Dalam Perspektif Islam
Dalam ajaran Islam, hukum penyalahgunaan narkoba dapat ditemukan dengan menggunakan metode qiyas. Qiyas merupakan metode penetapan hukum dengan membandingkan illat (sifat yang tetap ditemukan dalam perbuatan hukum) antara perbuatan yang diatur hukumnya berdasarkan dalil naqliy al-Quran dan Sunnah (Ashl) dengan perbuatan yang tidak ditemukan dasar hukumnya melalui dalil naqliy (furu`). Dalam hal ini dipakailah prinsip al-hukm yaduru ma`a al-illat (hukum berlaku dengan adanya `illat, sehingga bila suatusifat pada ashl ditemukan pada furu` maka hukum yang berlaku pada furu` tersebut adalah sebagaimana hukum yang ditetapkan pada ashl.
Hukum penyalahgunaan narkoba diqiyaskan pada hukum mengkonsumsi khamar yang disebutkan di dalam al-Quran.
1.      Hukum khamar didasarkan pada beberapa petunjuk dalil naqliy salah satunya adalah firman Allah sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (al-Maidah: 90)
Berdasarkan ayat diatas, maka pengkategorian khamar sebagai salah satu bentuk dari perbuatan syetan memberikan petunjuk hukum (qarinah) bahwa meminum khamar merupakan perbuatan haram. Hukum ini kemudian diperluas berdasarkan pemahaman hadis Rasulullah bahwa setiap yang memabukkan adalah khamar dan setiap khamar adalah haram
ﻛﻞ ﻣﺴﻛﺮ ﺧﻤﺮ ﻮ ﻛﻞ ﺧﻤﺮ ﺤﺮﺍﻢ
Dengan demikian maka sifat yang menyebabkan penggunaan narkoba adalah dapat menyebabkan hilangnya sistem saraf dan sistem akal yang ada pada manusia. Dalam penggunaan qiyas juga dikenal bentuk qiyas aulaqiy, artinya qiyas yang `illat pada furu`nya lebih kuat dibandingkan yang ditemukan pada ashl, artinya efek memabukkan dari narkoba justru jauh lebih berbahaya dibandingkan khamar. Berdasarkan penjelasan medis, efek yang paling ringan dari narkoba golongan paling rendah adalah delusi, yaitu menciptakan khayalan pada fikiran penggunanya sehingga memunculkan sikap dan perbuatan yang didasarkan pada khayalannya tersebut. Pada penggunaan narkoba tingkat tertinggi akan merusak sistem saraf secara permanen sehingga menyebabkan ketergantungan bagi penggunanya. Secara psikis penggunaan narkoba juga menyebabkan berkurangnya sistem kekebalan tubuh akibat tidak meresponnya sistem saraf terhadap fungsi organ tubuh. Hal inilah yang menyebabkan pengguna narkoba terjerat dalam penggunaan narkoba dan untuk menghentikannya diperlukan terapi dan perawatan yang menghabiskan dana serta menghancurkan masa depan seseorang.
Oleh karena itu, hukum yang berlaku pada furu` tersebut semestinya lebih berat dibandingkan yang berlaku pada hukum ashalnya. Bila jarimah bagi peminum khamar diancam dengan hukuman dera atau cambuk maka sepantasnya seorang pengguna narkoba atau bahkan pengedar narkoba yang menjerumuskan banyak orang dalam jeratan narkoba dihukum dengan hukuman seberta-beratnya.
2.       Oleh karena itu ancaman hukuman mati sebagai hukuman maksimal sebagaimana diatur dalam UU tentang Narkotika dan zat adiktif berbahaya didukung oleh masyarakat karena sejalan dengan alur berfikir hukum (ushul fiqh) dalam ajaran Islam.
وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya : Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Dalam ayat ini Allah tidak hanya melarang manusia untuk merusak dirinya sendiri tetapi juga orang lain.
3.      Beberapa ayat Al-quran juga menyikapi adanya pandangan para peminum khamar dan berbagai kelompok yang termasuk di dalamnya seperti narkoba tentang adanya manfaat yang dapat ditemukan. Hal ini dijelaskan Allah dalam ayat berikut:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ
Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir. (al-Baqarah: 219)
Dalam ayat ini Allah memperlihatkan bagaimana manusia berupaya beragumentasi untuk menentang hukum khamar yang telah ditetapkan di dalam al-Quran dan ayat ini merupakan hujjah bahwa penggunaan narkoba sesungguhnya mendapatkan manfaat yang tidak sebanding dengan bahaya yang ditimbulkannya.
Ajaran Islam memuliakan martabat manusia dengan potensi akal yang dimilikinya sehingga menempatkan akal sebagai salah satu dari lima perkara yang paling penting untuk dijaga. Hal ini yang dikenal dengan al-dharuriyah khamsah (lima hal yang paling penting untuk dijaga) dalam prinsip hukum Islam. Kelima hal tersebut adalah agama, jiwa, harta, nasab, dan akal sehingga setiap hukum ditujukan untuk melindungi kelima hal ini.
4.      Pengharaman khamar dan segala bentuknya merupakan jiwa dari ajaran Islam untuk melindungi akal fikiran manusia dari kerusakann. Akal merupakan hal yang penting sehingga dijadikan dasar dalam menetapkan perbuatan hukum pada seseorang. Hal ini terlihat dalam sabda Rasul SAW sebagai berikut:
عن عائشة رضي الله عنها عن النبي صلى الله عليه وسلم قال ثم رفع القلم عن ثلاثة عن النائم حتى يستيقظ وعن الصغير حتى يكبر وعن المجنون حتى يعقل
Dari Aisyah r.a: Diangkat hukum dari tiga perkara, orang yang tidur sampai ia bangun, anak kecil sampai baligh serta dari orang gila sampai ia berakal.
Dengan demikian segala aktifitas yang dapat menghilangkan akal merupakan perbuatan dosa, karena dapat menimbulkan berbagai perbuatan dosa yang tidak disadarinya.
Bahaya Narkoba terhadap kehidupan.
5.      Narkoba tidak hanya menimbulkan bahaya secara pribadi terhadap penggunanya tetapi juga mengancam kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Hal ini setidaknya terlihat dari petunjuk Allah dalam ayat berikut:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
Artinya: Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
Dalam ayat diatas, khamar dan seluruh bentuknya merupakan ancaman bagi ketentraman dan keamanan sosial karena menimbulkan permusuhan dan kebencian di kalangan manusia. Hal ini merupakan akar dari kehancuran peradaban manusia karena manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial yang harus bersatu dalam kebersamaan untuk mewujudkan misinya sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Narkoba merupakan akar dari segala macam perbuatan maksiat karena manusia tidak menyadari akibat dari setiap perbuatannya karena narkoba. Narkoba akan menghilangkan nilai-nilai mulia dari manusia sehingga mematikan rasa tanggungjawab, harga diri, optimisme, serta kepercayaan diri yang dimilikinya. Kehilangan nilai-nilai luhur ini menyebabkan seseorang akan sulit bersosialisasi dengan lingkungannya dan bahkan akan menjadi beban bagi masyarakat lingkungannya. Abdurrahman al-Jaziri meneybutkan 120 macam bahaya khamar menyangkut agama dan ancaman bagi kehidupan sosial.
Disamping menjadi beban sosial, berbagai dampak negatif yang ditimbulkan narkoba juga dapat dilihat dari berbagai angka kecelakaan lalu lintas, pembunuhan dan penganiyaan, perkosaan serta berbagai perbuatan lainnya yang dilakukan di bawah pengaruh narkoba. Seorang yang mengkonsumsi narkoba disamping tidak memperhatikan dampak yang ditimbulkan perbuatannya, juga meningkatkan keinginan untuk melakukan perbuatan kriminal. Dengan hilangnya pertimbangan dan akal sehat bertambahlah keberanian untuk melakukan perbuatan kriminal yang tidak mungkin mereka lakukan dalam keadaan sadar. Untuk itu mencegah penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu cara untuk menutup rapat-rapat berbagai kemungkinan tingkat kejahatan yang dilakukan.
Di samping itu, penggunaan narkoba yang dominan di kalangan generasi muda juga merupakan awal dari kehancuran suatu bangsa karena sesungguhnya masa depan bangsa terletak pada generasi muda yang ada. Generasi muda merupakan kelompok yang mudah terpengaruh oleh narkoba karena faktor lingkungan dan pengalaman yang masih relatif minim untuk berfikir lebih jauh tentang dampak narkoba. Untuk menyelamatkan bangsa ini di masa depan maka teramat penting untuk mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba terutama di kalangan generasi muda. Hal ini semestinya menjadi tanggung jawab seluruh elemen bangsa sehingga di masa akan datang generasi yang memikul beban dan tanggung jawab bangsa ini akan menjadi generasi lebih baik dibandingkan sekarang.



BAB III PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Setiap orang yang melakukan penyalahgunaan Narkoba disebabkan beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor Internal : disebabkan karena keadaan keluarga yang kurang harmonis dan sebagai jalan pintas untuk melupakan masalah .
Faktor Eksternal : pengaruh dari teman dan keadaan lingkungan yang kurang baik.

B. SARAN
Agar para generasi muda bisa menghindari penyalahgunaan narkoba diperlukan dukungan dari beberapa pihak seperti dari keluarga dan lingkungan tempat tinggal.


DAFTAR PUSTAKA

Ø Bewana, satya. 2008. membantu pemulihan pecandu Narkoba dan keluarganya. Jakarta : Balai Pustaka.
Ø Martono, Lydia Harlina. 2008. Menangkal narkoba dan kekerasan. Jakarta : Balai Pustaka.
ikhwagrafika.Blog

Thursday, May 26, 2016

JURNAL : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KEMUNDURAN KERAJAAN SRIWIJAYA DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 7 LUBUKLINGGAU




PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KEMUNDURAN KERAJAAN SRIWIJAYA DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 7 LUBUKLINGGAU

Oleh
Rika Yuningsih1
Yeni Asmara, M.Pd.2
Drs. Jamiluddin, M.Pd.3


ABSTRACT

This thesis entitled "Effect of Instructional Model Articulation Against Student Results About setback Sriwijaya kingdom in Class XI IPS SMAN 7 Lubuklinggau". The problem is there any Effect Model Articulation Learning About Learning Outcomes Against Setbacks Sriwijaya kingdom in Class XI IPS SMAN 7 Lubuklinggau. This type of research is quantitative using an experimental method with a population of students of class XI IPS SMAN 7 Lubuklinggau consisting of 2 classes as a sample is a class XI IPS 1 as the control class by using the conventional model and XI IPS 2 as the experimental class by using model Articulation , The data collection technique used is the technique of multiple choice test as many as 20. Based on the analysis of the t-test to post-test values obtained t = 8.73, while table = 1.67, then H0 is rejected. This means that the learning outcomes of student learning using a model of articulation is better than using the conventional model. This means Articulated models can significantly affect student learning outcomes peningakatan class XI IPS SMAN 7 Lubuklinggau.

Keywords: Articulation Model, Learning Outcomes.


PENDAHULUAN

Proses kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang sangat penting, yaitu

untuk melihat berhasil atau tidaknya tujuan pengajaran di sekolah  pada saat melaksanakan

kegiatan belajar mengajar didalam kelas. Adapun permasalahan yang ada yaitu bagaimana

kemampuan seorang guru dalam memberikan mata pelajaran sejarah kepada siswa, agar siswa

bisa menerima dengan baik, karena mata pelajaran sejarah sering disebut sebagai pelajaran

hafalan dan membosankan. Pembelajaran ini tidak lebih dari rangkaian angka tahun dan

urutan peristiwa yang harus diingatkan kembali saat menjawab soal ujian, akibatnya pelajaran

sejarah kurang diminati oleh siswa. Disisi lain juga nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah

tidak dapat dipahami dan diamalkan peserta didik.

Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyiapkan dan merancang suatu model

pembelajaran yang akan dilakukan seiring dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan

teknologi guna terwujudnya tujuan pada nasional secara umum dan tujuan pendidikan sejarah

pada khususnya.  Model pembelajaran merupakan salah  satu
komponen utama dalam
1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah/2016
1



menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Model pembelajaran yang menarik dan variatif akan berimplikasi pada minat maupun motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas.

Di antara model pembelajaran yang dapat mewujudkan tujuan tersebut adalah model pembelajaran artikulasi. Model pembelajaran ini adalah suatu model pembelajaran dimana siswa di tuntut untuk membentuk kelompok yang berpasang-pasangan, kemudian salah seorang dari kelompok menceritakan materi yang telah disampaikan oleh guru dan yang lain sebagai pendengar setelah itu berganti peran. Kelebihan model artikulasi adalah semua siswa terlibat (mendapat peran), melatih kesiapan siswa, melatih daya serap pemahaman dari orang lain, cocok untuk tugas sederhana, interaksi lebih mudah, lebih mudah dan cepat membentuknya, meningkatkan partisipasi anak. Sedangkan kelemahan model pembelajaran artikulasi yaitu untuk mata pelajaran tertentu, waktu yang dibutuhkan banyak, materi yang didapat sedikit, banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor, lebih sedikit ide yang

muncul, jika ada perselisihan tidak ada penengah.

Berdasarkan  hasil  observasi awal yang  dilakukan  peneliti  pada hari Sabtu

tanggal 11 April d i SMA Negeri 7 Lubuklinggau dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Sejarah masih rendah, ini berdasarkan wawancara keterangan dari

Bapak Heri Hermawan. S.Pd., serta di perlihatkan  data-data yang berupa nilai semester,

khususnya mata pelajaran sejarah di kelas XI SMA Negeri 7 Lubuklinggau menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa tergolong belum mencapai (KKM) yang telah ditetapkan. Untuk

mata  pelajaran sejarah di SMA Negeri 7 yaitu 75, dari banyak siswa yang berjumlah 60

orang hanya 65% atau 39 siswa yang mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sedangkan 35% atau 21 siswa belum mampu mencapai KKM. Hal ini membutuhkan model pembelajaran yang mampu menghasilkan ke tujuan yang di capai. Pernyataan guru sejarah di perkuat dengan pernyataan Kepala Sekolah bapak Sunardi, M.Pd., bahwa

pembelajaran sejarah di SMA Negeri Tujuh masis di bawah KKM.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

lebih lanjut tentang materi “Pengaruh Model Pembelajaran Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Tentang Kemunduran Kerajaan Sriwijaya di Kelas XI IPS SMA Negeri 7 Lubuklinggau”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah Pengaruh Model Pembelajaran Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Tentang Kemunduran Kerajaan Sriwijaya di Kelas XI IPS SMA Negeri 7 Lubuklinggau. ? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskrisikan Pengaruh Model Pembelajaran Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Tentang Kemunduran Kerajaan Sriwijaya di Kelas XI IPS SMA Negeri 7 Lubuklinggau.

1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah/2016
2



TINJAUAN PUSTAKA

Model Pembelajaran meruapakan metode pembelajaran yang menggunakan cara-cara

tertentu, salah satunya model pemebelajaran Artikulasi.

Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’ Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam mode pembelajaran ini.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model artikulasi ini merupakan model

pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi

kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas

mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman

sangat diperlukan dalam mode pembelajaran ini. Menurut Agus Suprijono (2011:127)

menyebutkan bahawa :

Langkah-langkah model pembelajaran artikulasi yaitu sebagai berikut : a). Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, b). Guru menyajikan materi sebagaimana biasa, c). Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang, d). Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya, e). Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya, f). Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa, g). Kesimpulan/penutup”.

Menurut Agus Suprijono (2011:130) menyebutkan kelemahan dan kelebihan model

pembelajaran artikulasi yaitu sebagai berikut :

Kelemahan model pembelajaran artikulasi yaitu untuk mata pelajaran tertentu, waktu yang dibutuhkan banyak, materi yang didapat sedikit, banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor, lebih sedikit ide yang muncul, jika ada perselisihan tidak ada penengah. Sedangkan kelebihan model artikulasi adalah semua siswa terlibat (mendapat peran), melatih kesiapan siswa, melatih daya serap pemahaman dari orang lain, cocok untuk tugas sederhana, interaksi lebih mudah, lebih mudah dan cepat membentuknya, meningkatkan partisipasi anak.

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kelemahan model pembelajaran

artikulasi yaitu membutukkan waktu yang banyak untuk mata pelajaran tertentu, sedangkan

kelebihan model artikulasi adalah melibatkan semua siswa sehingga siswa menjadi aktif.



1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah/2016
3



METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian eksperimen (Eksperimen Research) yang mempunyai ciri khas adalah menggunakan kelompok kontrol sebagai garis besar untuk membandingkan dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimen. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Pada

variabel  bebas disebut  juga  variabel  pengaruh/penyebab yang berfungsi  mempengaruhi

variabel lain. Sedangkan variabel terikat disebut jiga variabel akibat, menurut fungsinya

variabel ini dipengaruhi variabel lain.

Variabel Bebas. X             : Pengaruh Model Pembelajaran Artikulasi.

Variabel terikat. Y             : Hasil belajar siswa Materi Kemunduran Kerajaan Sriwijaya

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen murni, yaitu

jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah baik kaerena memenuhi persyaran yaitu adanya kelompok lain (kontrol) dan ikut mendapat pengamatan. Dengan adanya kelompok kontrol dapat diketahui secara pasti karena dibandingkan dengan yang tidak mendapat perlakuan (Arikunto, 2006:86).

Metode eksperimen merupakan metode yang menggungkapkan hubungan antara dua variabel untuk mencari pengaruh yang diakibatkan oleh variabel bebas terhadap variabel

terikat. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu model pembelajaran

bertukar pasangan sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikat. Desain penelitian ini berbentuk control group pre-test-post-test.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 7

Lubuklinggau Tahun Ajaran 2014/2015 berjumlah 72 siswa yang terdiri dari t iga kelas.

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara random atau acak

kelas teknik ini dilakukan karena tiap kelas dari seluruh subjek mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Teknik ini memungkinkan setiap anggota

populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil menjadi sampel penelitian, karena pengambilan sampel melakukan random atau secara acak. Dengan melakukan pengundian dengan cara random atau acak ini, dengan menggunakan teknik ini maka terpilih sebagai sampel Kelas eksperimen dan kelas kontrol. Secara rinci langka-langka random sample sampel penelitian adalah kelas XI IPS 1 sebagai Kelas Eksperimen berjumlah 23 siswa dan kelas XI IPS 2 sebagai Kelas Kontrol berjumlah 24.

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengupulan data berupa teknik tes. Tes ini berbentuk ganda yang berjumlah 30 soal.


1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah/2016
4



Sesuai dengan desain penelitian maka teknik analisa data terhadap hasil belajar yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji-t atau uji kesamaan dua rata-rata.

HASIL PENELITIAN

1. Kemampuan Awal Siswa

Pelaksanaan Prer-Test (tes awal) bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya. Pelaksanaan pre-test dilakukan pada pertemuan pertama yang diikuti sebanyak 24 siswa pada kelas eksperimen dan 23 siswa pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan tes awal kelas eksperimen dan hasil penelitian tes awal kelas konbtrol pada lampiran. Rekapitilasi nilai rata-rata dan simpangan baku dari pre-test dapat dilihat pada table. 4.1

Tabel. 4.1.

Nilai Rata-rata dan Simpngan Baku Hasil Tes Awal (Pre-Tes)

Kelas
Nilai Rata-rata
Simpangan Baku
Eksperimen
37.31
10.44
Kontrol
37.00
1010

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus mencari nilai rata-rata dan simpangan baku, hasil dapat dilihat pada lampiran pada tabel 8. Di atas perhitungannya dapat dilihat pada lampiran, terlihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen 37.31 dan nilai rata-rata kelas kontrol 37.00 Hal ini berarti kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama.

2. Kemampuan Akhir Siswa

Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Kemampuan akhir diperoleh melalui tes akhir, pelaksanaan tes akhir dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran artikulasi terhadap hasil belajar siswa tentang Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya di Kelas XI IPS SMA Negeri 7 lubuklinggau. Penelitian dilakukan di dua kelas, yaitu kelas eksperimen merupakan kelas yang pembelajarannya dengan menggunakan model Artikulasi dan kelas kontrol merupakan kelas yang pembelajarannya dengan menggunakan metode ceramah bervariasi.

Dari hasil perhitungan, dapat dikemukakan rekapitulasi nilai rata-rata dan simpangan baku dari hasil tes akhir (postes) yang dapat dilihat pada tabel 4.2.



1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah/2016
5



Tabel 4.2.

Nilai Rata-rata dan Simpngan Baku Hasil Tes Awal (Pre-Tes)

Kelas
Nilai Rata-rata
Simpangan Baku
Eksperimen
82.31
10.44
Kontrol
57.00
10.10

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus mencari nilai rata-rata dan simpangan baku, hasil dapat dilihat pada lampiran. Dibandingkan dengan kemampuan awal siswa, terdapat peningkatan hasil belajar pada kemampuan akhir siswa setelah mengikuti pembelajaran. Hipotesis yang di uji dalam penelitian ini ialah “Pengaruh Model Pembelajaran

Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Tentang Kemunduran Kerajaan Sriwijaya di Kelas XI IPS SMA Negeri 7 Lubuklinggau.

Seperti yang sudah dijelaskan pada BAB III sebelum pengujian hipotesis tersebut, terlebih dahulu menguji normalitas data, selanjutnyas diuji homogenitas vcarians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah itu menguji hipotesis dengan menggunakan uji-t.

3. Pengujian Hipotesis

a. Normalitas Sampel

Sebelum analisis statistik dilakukan, perlu dilakukan pemeriksaan keabsahan sampel yang digunakan, yaitu dengan cara menguji data penelitian dengan pengujian normalitas dan homogenitas sampel. Hal ini dimaksudkan agar hasil uji statistik dapat diterima keabsahannya.

Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik mengenai uji normalitas data dengan taraf kepercayaan = 0,05 Jika maka Selanjutnya harga χ2Hitung dibandingkan dengan χ2Tabel dengan derajat kebesaran (dk=5) dan kesalahan yang ditetapkan 5%. Bila harga χ2 Hitung lebih kecil dari harga χ2Tabel, maka distribusi data yang dinyatakan normal, dan bila lebih besar dinyatakan tidak normal. Hasil uji normalitas tes awal dan tes akhir untuk kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3.

Uji Normalitas Nilai Tes Awal Dan Tes Akhir



2
Dk
2
Kesimpulan




χHitung
χTabel



Kelas







Eksperimen







T. Awal
6.1
5
11.1
Normal



T. Akhir
6.6
5
11.1
Normal



Kelas Kontrol







T. Awal
4.9
5
11.1
Normal



T. Akhir
4.9
5
11.1
Normal


1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah/2016

6




Berdasarkan  ketentuan  perhitungan  statistik
dengan  menggunakan
rumus  uji

2

awal maupun tes akhir
untuk kelas

normalitas data menunjukan nilai χ hitung data tes

eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari pada
2



χtabel . Berdasarkan ketentuan pengujian

normalitas dengan menggunakan uji kecocokan
2



χ (chi-kuadrat) dapat disimpulkan bahwa

masing-masing kelas untuk data tes awal maupun tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol berdistribusi normal pada taraf kepercayaan
= 0,05 dan derajat kebebasan (dk)=n-

1,  karena  χ2 hitung

χ2 tabel.
.

b. Pengujian
Homogenitas





< 




Setelah
diketahui
keempat
data dalam sebaran normal, perlu dilakukan pengujian










homogenitas sampel untuk mengetahui seragam tidaknya varians-varians sampel yang diambil dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Yang berasal dari populasi kelas XI SMA Negeri 7 Lubuklinggau pada pelajaran sejarah.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus nilai Uji Homogenitas, hasil dapat dilihat pada lampiran, jika Fhitung < Ftabel maka varians dari keduakelas tersebut
adalah homogen. Hasil uji homogenitas varians tes awal dan tes akhir pada taraf kepercayaan
= 0,05 dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4.
Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes Awal dan Tes Ahir


Fhitung
Dk
< Ftabel
Kesimpulan
Tes Awal
1.06
(24:23)
2.04
Homogen
Tes Akhir
1.06
(24:23)
2.04
Homogen

Pada tabel 11 menunjukan bahwa varians kedua kelompok yang dibandingkan pada tes awal dan tes akhir adalah homogen karena Fhitung < Ftabel .

c. Menguji Kesamaan Rata-rata Dua Kelompok

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, maka kedua kelompok data tes awal adalah normal dan homogen. Begitu juga hasil tes akhir adalah normal dan homogen. Dengan demikian uji kesamaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data tes awal maupun ten akhir dapat menggunakan uji-t. Hasilk uji-t untuk tes awal dan tes akhir dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5.

Uji Kesamaan Dua Rata-rata Tes Awal Dana Tes Ahir




thitung

Dk
ttabel

Kesimpulan

Tes Awal
0.11

45

1,67
thitung
ttabel
Ho di terima

Tes Ahir
8.73

45

1,67
thitung
ttabel
Ho di tolak
1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah/2016


7



Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunaan rumus uji kesamaan dua rata-rata tes awal dan tes akhir, hasil menunjukan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang dengan taraf kepercayaan = 0,05.

Setelah diberikan pembelajaran yang berbeda untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol terjadi peningkatan nilai. Peningkatan nilai tersebut merupakan hasil belajar siswa. Kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan menggunakan model Artikulasi, sedangkan kelas kontrol diberi pembelaja dengan metode ceramah bervariasi.

Berdasarkan hasil analisis uji-t mengenai kemampuaqn akhir menunjukan bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa model Artikulasi secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan hasdil belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Artikualsi mempunyai arti penting dalam meningkatkan hasil belajar sejarah.

4.  Pembahasan penelitian

Penelitian yang telah dilaksanakan pada kelas XI IPS SMA Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 dapat dilihat dari perbandingan hasil tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) yang diberikan sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada kedua kelas sampel. Dari hasil perhitungan, kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama sebelum diberi penerapan pembelajaran. Pada tahab selanjutnya diberikan perlakuan penerapan pembelajaran dengan model Artikulasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan metode ceramah.

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di SMA Negeri 7 Lubuklinggau pada hari senin tanggal 10 April 2015 dari hasil wawancara guru mata pelajaran sejarah bapak Heri Hermawan, SP.d. di kelas XI IPS SMA Negeri 7 Lubuklinggau, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tergolong belum mencapai KKM yang telah ditetapkan. KKM untuk mata pelajaran sejarah SMA Negeri 7 Lubuklinggau yaitu 75. Dari 72 siswa, 21 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM atau 35 % belum tuntas dan 39 siswa mendapatkan nilai nilai diatas KKM atau 65 % tuntas.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu adakah Pengaruh Model Pembelajaran Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Tentang Kemunduran Kerajaan Sriwijaya di Kelas XI IPS SMA Negeri 7 Lubuklinggau. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Artikulasi dan kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan metode ceramah bervariasi.
Pada pembelajaran pertama dengan menggunakan model Artikulasi yaitu guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan materi sebagaimana biasa.

1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah/2016
8



Untuk mengetahui daya serap siswa, guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari dua orang berpasangan. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa. Kesimpulan/penutup. Pada pertemuan ini masih banyak siswa yang belum mampu menyelesaikan tugasnya. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa dan masih bingung tentang pembelajaran menggunakan Artikulasi .

Pada pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran masih seperti pertemuan sebelumnya. Tetapi dalam pertemuan kedua ini siswa lebih memahami dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan ini kegiatan pembelajaran sudah mulai baik. Hal ini dilihat dari sebagian besar siswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Pelaksanaan pembelajaran pada awalnya mengalami sedikit hambatan karena bagi guru dan siswa merupakan pembelajaran yang baru dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan pengaturan tiap pasangan agar sesuai dengan langkah kegiatan model

Artikulasi. Namun hambatan yang terjadi pada pertemuan pertama ini tidak terjadi lagi karena pada pertemuan-pertemuan berikutnya karena siswa sudah merasa mulai mengerti dan menyenangi kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hal ini membuat siswa menjadi termotivasi dan lebih fokus dengan pembelajaran menggunakan model Artikulasi ini.

Selanjutnya pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol, pembelajaran yang menggunakan metode ceramah variasi. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran siswa banyak bercerita dengan teman sebangkunya, tidak memperhatikan penjelasan guru. Hanya siswa tertentu yang memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Kegiatan ini lebih berpusat pada guru, sehingga siswa menjadi pasif dan tidak aktif dalam belajar pada saat guru menanyakan siapa yang belum paham, siswa hanya diam sehingga membuat guru kurang mengetahui batas pemahaman siswa.

Dari hasil analisis data tes akhir terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ini disebabkan karena perlakuan pembelajaran yang diberikan berbeda. Pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan menggunakan model

Artikulasi diperoleh nilai rata-rata 82.31 sedangkan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan metode ceramah dan diperoleh nilai rata-rata 57.00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah/2016
9



kontrol. Dengan demikian hipotes yang berbunyi   ada Pengaruh Model Pembelajaran

Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Tentang Kemunduran Kerajaan Sriwijaya di Kelas XI IPS SMA Negeri 7 Lubuklinggau.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dibuktikan “ada Pengaruh Model Pembelajaran Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Tentang Kemunduran Kerajaan Sriwijaya di Kelas XI IPS SMA Negeri 7 Lubuklinggau”. Nilai rata-rata tes awal kelas Esperimen 37.31. sedangkan nilai rata-rata tes akhir kelas eksperimen 82.31 berarti terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 45%. Nilai rata-rata tes awal kelas kontrol 37.00 sedangkan nilai rata-rata tes akhir kelas kontrol 57.00, Hal ini berarti terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 20%. Peningkatan rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol. Karena pada kelas eksperimen menggunakan model sehingga siswa lebih tertarik dari pada yang menggunakan konvensional.







































1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah/2016
10



DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : PT. Alfabeta.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. Ihsan, Fuad. 2010. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Renika Cipta.
Isjoni. 2007. Pembelajaran Sejarah Pada Satuan Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Iskandar, 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta : Referensi Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Renika Cipta

Sanjaya, Wena. 2005. Pembelajaran dalam Imlementasi Kurikulum Berbasis Kompetisi. Jakarta : PT. Kencana.

Slameto. 2003. Belajar dan Fator-fator yang mempengruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suhana, Hanafiah. 2010. Konsep strategi pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama Sukmadinata. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Sudijono, Anas. 1999. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Suprijono, Agus. 2011. Coperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontempoler. Jakarta : Bumi Aksara.





















1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah/2016
11